Seminggu berlalu, namun masih saja belum ada kabar mengenai keberadaan Feeya, itu membuat Revan frustasi dan mulai secara terang-terangan menyalahkan semua ini pada Raiden. “Gila kamu! Bisa-bisanya kamu menuduh orang tuamu sendiri dan melempar fitnahan keji seperti itu, Revan!” sergah Raiden murka, tentunya dia marah karena merasa tidak melakukan apapun yang mencelakai Feeya. “Papa juga yang menghancurkan rumah kami, dan aku yakin Papa juga pasti tidak akan segan untuk menyingkirkan Feeya dariku!” geram Revan. “Revan! Mas! Sudah!” Sekar berusaha untuk melerai adu mulut di antara suami dan anaknya itu, khawatir jika suasana semakin memanas dan kacau tak terkendali. Tapi kedua pria itu memang sama-sama keras kepala satu sama lain, sifat dan karakter mereka tak berbeda jauh dengan darah y