Di sisi lain, Laiqa memeluk Ryu yang tertidur di dalam dekapannya. Dia bisa mendengar dengan jelas suara tembakan dari lantai bawah. “Tante, suara apa itu?” tanya Ryu dengan suara serak, dia terbangun karena keributan itu. Laiqa tersenyum seraya mengusap wajah anak itu dengan sayang. “Nggak apa-apa, Nak. Itu Om Harris lagi latihan di luar!” jawabnya berbohong. Ryu mengangguk polos, dia menguap lebar lalu mengucek matanya yang masih terasa berat. “Aku masih ngantuk, Tante. Tapi Tante jangan pergi, temenin aku tidur, ya!” katanya dengan mata terkantuk-kantuk. Laiqa tersentuh mendengarnya, hatinya seketika menghangat. Baru kali ini dia merasa dibutuhkan oleh seseorang, Ryu sudah menyentuh hatinya dan membuatnya menyayangi anak itu sepenuh hati. “Ya, Sayang. Tante janji nggak akan ningg