“Ouhh … Mas ….“ Tubuh Feeya bergetar merasakan puncak o*****e pertamanya, Revan menarik tangannya lalu segera menggantinya dengan kejantanannya yang sudah tegak teracung sejak tadi. “Akh … Mas!” pekik Feeya meremas lengan kokoh Revan yang mengurungnya, dan merasakan dibawah sana milik Revan masuk memenuhinya. Revan terengah-engah, dia menunduk untuk menciumi wajah Feeya selagi dia menjeda penetrasinya. “Maaf, aku terlalu terburu-buru!” bisiknya sambil mengecup bibir Feeya dengan lembut. Feeya terengah, dia tersenyum. “Aku sedikit belum siap, milikku terlalu antusias menyambut kedatanganmu, jadi dia tegang!” ucapnya tersipu. Revan tertawa kecil, dia lalu kembali bersiap seraya menggerakkan pinggulnya pelan-pelan. “Lakukan, aku tak sabar berada di bawah kendalimu seperti dulu!” bis