Arga tertawa ketika Nenek Bia mengomentari motornya, yang memang sudah tak sedap dipandang mata bak serangga kayu yang seperti ranting. “Nanti kalau aku bawa mobil, Nenek malah kaget!” ujarnya. “Iya-iya, yang penting jelas asal-usulnya dari mana. Lagian rasanya nggak mungkin kalau kerjaan mandor kayak kamu langsung kebeli mobil begitu!” kata Nenek Bia setengah mengejek. Arga hanya tersenyum saja menanggapinya. Mereka lalu beranjak pulang, tapi sebelum itu Arga mengajak neneknya itu untuk mampir ke sebuah warung nasi. “Dapat uang darimana sampai mau membelikan nenek ayam goreng utuh?!” ujar Nenek Bia. Arga memutar bola matanya. “Nek, beli ayam seekor nggak sampai ratusan ribu!” katanya. Nenek Bia terkekeh menjawabnya lalu lanjut makan. Beberapa lama kemudian, mereka selesai makan