“Dia? Dia siapa, Vei? Kau mengenalnya? Kau kenal anak pak direktur itu?” cerca Hani mendengar gumaman Vei.
“Ah, tidak. Kau benar. Dia memang tampan,” jawab Vei Ia memang tak mengenal pria itu tapi ia merasa pernah melihatnya di suatu tempat.
“Nah, benar, kan. Hanya wanita tak normal yang bilang anak pak direktur tidak tampan,” ujar Hani tanpa mengalihkan pandangan dari putra sang direktur.
Vei hanya diam tak menanggapi. Ia tengah mengingat-ingat hingga akhirnya teringat bahwa pria yang telah memasuki lobi itu adalah pria yang kemarin tidak sengaja ia tabrak. Setelah insiden ciumannya dengan Gama di restoran kemarin, ia segera pergi berlari dan saat di luar restoran tanpa sengaja menabrak seseorang. Dan seseorang itu adalah, pria yang beberapa menit lalu ia lihat, anak pemilik perusaha
