Rasanya, Vei ingin mengatakan pada Hani bahwa Gama tak akan menerimanya, membalas perasaannya. Namun, ia sadar bahwa Hani masih sangat muda dan jika ia memperingatkan Hani untuk berhenti menyukai Gama daripada menyesal nantinya, mungkin Hani akan membencinya. Vei tersenyum simpul kemudian mengatakan, “Tidak apa-apa. Siapapun berhak menyukainya.” Hani menatap Vei dengan dahi berkerut dan kekekalan tampak di wajahnya. Ia merasa Vei terlalu sombong dan percaya diri dengan mengatakan itu. “Ucapanmu terdengar begitu sombong. Kau kira aku tak bisa membuat Gama menyukaiku dan melupakanmu?” Vei berkedip pelan. Bukan itu maksud dari ucapannya. Tapi, kembali lagi ia sadar usia Hani mempengaruhi cara berpikirnya. “Maaf, bukan itu maksudku ….” “Sudah, diam,” potong Hani kemudian melangkah pergi