“Ada yang bisa kubantu?” Vei berdiri di ambang pintu dapur menatap ayah Hani yang tengah memasak. Ia merasa tidak enak jika terus beristirahat dan memutuskan melakukan sesuatu. “Eh? Tidak perlu, sebaiknya kau istirahat saja,” ujar ayah Hani. Vei berjalan menghampiri dan melihat ayah Hani tengah membuat sayur bening. “Tidak apa-apa, aku sudah beristirahat,” kata Vei kemudian perhatiannya jatuh pada tumpukan piring kotor. Tanpa diminta, ia pun berinisiatif mencuci piring kotor tersebut. “Eh? Apa yang kau lakukan? Kau adalah tamu di sini,” tegur ayah Hani. “Tidak apa-apa. Aku justru merasa tidak enak jika tidak melakukan apapun.” Vei tak menghiraukan larangan ayah Hani dan tetap mencuci piring. “Haish, baik lah kalau begitu. Maaf, sudah merepotkanmu.” Vei menggeleng ringan. Sek