“Selamat pagi, Tante.” Vei menyapa Ayu yang tengah memasak di dapur. Setelah tiba di rumah Gama, ia langsung menuju dapur sesuai instruksi Gam bahwa ibunya tengah memasak untuk sarapan. Ayu hanya tersenyum tipis dan mengatakan, “Ya, selamat pagi.” “Ada yang bisa kubantu, Tante?” Vei bertanya setelah berdiri dua langkah di belakang Ayu. Seperti ucapannya, ia akan berusaha membuat ibu Gama menerimanya. “Apa kau bisa memasak?” tanya Ayu tanpa basa-basi. “Maksudku, biasanya wanita kota jarang yang bisa memasak,” imbuhnya. Vei tersenyum kecut. Ia tahu maksud ucapan Ayu tapi, ia tak akan memasukkannya ke hati. “Aku bisa tapi, tidak tahu apakah Tante akan menyukai masakanku atau tidak.” Ayu yang sebelumnya tengah mencuci sayuran, setengah membalikkan badan menatap Vei yang berdiri di b