Seperti rencana waktu itu, saat ini Vei telah berada di depan gerbang rumah ayahnya menghadiri undangan. Namun, ia merasa ada yang aneh. Ia kira ulang tahun ayahnya diadakan secara meriah seperti sebelum-sebelumnya. Tapi, saat ini halaman rumah ayahnya yang luas masih kosong hanya terdapat dua mobil. Vei pun mulai berpikir apakah ulang tahun ayahnya kali ini diadakan secara sederhana? Setelah berada di depan pintu utama rumah sang ayah, Vei mengetuk pintu dan tak berselang lama pintu itu terbuka di mana seorang asisten rumah tangga yang menyambutnya. “Silakan,” ujar ART tersebut mempersilakan Vei masuk. Vei menggenggam kuat tali tas selempangnya. Padahal ia sudah bersumpah tak akan menginjakkan kaki di sana tapi hari ini dirinya mengingkari sumpahnya sendiri. Vei menarik nafas meyak