Mata Gama melebar. Ia tidak salah dengar, bukan? Tiba-tiba Vei mengatakan bahwa ia cemburu dan mengatakan telah jatuh cinta padanya. Apa ini mimpi? Gama masih terdiam kaku seakan begitu terkejut dengan kejutan ini. Padahal ia tidak lagi berpikir meminta Vei mengatakan perasaannya yang sebenarnya tapi, wanita itu tiba-tiba mengatakannya. Melihat reaksi Gama, Vei segera mengalihkan pandangan. Rasa panas yang terasa di wajah perlahan merambat ke telinga. Ia tahu, wajahnya sekarang pasti sudah sangat merah tapi, ia ingin mengakhiri semuanya sekarang. Mengakhiri kerisauan hatinya yang akhir-akhir ini terus memikirkan hubungannya dengan Gama. Sesekali Vei melirik Gama lewat ekor mata dan mendapati Gama masih dengan ekspresi yang sama. “Ja– jangan paksa aku mengatakannya lagi,” ucap Vei de