Senyap menyelimuti ruangan sejenak setelah jawaban Viana meluncur.
Beberapa tamu terlihat tersenyum kecil. Entah karena terhibur, atau karena membaca ketegangan yang samar dalam pilihan kata wanita itu. Gregor Velland tertawa ringan, lalu membunyikan sendoknya ke sisi gelas anggur.
“Jawaban yang jujur,” gumamnya. “Kau memilih istri yang menarik, Evan.”
Evan tidak tertawa. Ia hanya menoleh sebentar ke arah Viana, lalu kembali memandang meja makan. Tatapannya netral, namun rahangnya sedikit mengeras.
Wanita berambut perak tadi, yang ternyata bernama Madam Cerise, masih memandangi Viana dengan tatapan yang lembut namun menusuk.
“Kurasa kau tipe wanita yang tidak akan bertahan di kursi penonton terlalu lama, Nyonya Collins,” ucapnya sambil tersenyum tipis. “Cepat atau lambat, kau pasti ik
