Evan membuka pintu kamar, lalu menutupnya dengan hati-hati. “Masalah mendesak apa?” tanyanya. Alex menarik napas panjang sebelum melangkah setengah mundur. “Tuan … pihak Clairmont baru saja menghubungi,” ucapnya pelan. “Nyonya … menyerang seorang perawat.” Alis Evan berkerut tajam, ekspresinya langsung mengeras. “Apa?” suaranya terdengar penuh keterkejutan. “Bagaimana situasinya sekarang?” Alex tampak ragu sejenak, lalu menunduk sedikit. “Perawat itu mengalami luka ringan di kepala, dan sudah mendapat perawatan,” jelasnya hati-hati. “Namun Nyonya masih terus mengamuk, menyebut-nyebut hal-hal yang tidak jelas. Pihak klinik terpaksa memberikan obat penenang untuk menenangkan beliau.” Evan menarik napas panjang. Hari bahkan baru dimulai, tapi satu masalah sudah muncul. “Aku akan bersiap.