Bab 46

1076 Kata

Jantung Viana berdentum begitu keras hingga terasa memekakkan telinga sendiri. Tatapan tajam Evan membuat napasnya tercekat, dan saat tangan pria itu perlahan terulur ke arahnya, tubuhnya otomatis menegang kaku. Begitu jemari Evan berhenti di lehernya, Viana sontak memejamkan mata rapat-rapat. “Aku memang salah,” suaranya bergetar samar. “Tapi, kurasa keterlaluan jika kau mencekikku karena itu,” ujarnya lirih. Satu detik. Dua detik. Lima detik. Tak ada tekanan di lehernya. Tak ada hukuman. Alih-alih mencekiknya, Evan hanya menghela napas pelan, jemarinya sekadar menyentuh sisi leher Viana yang tergores. “Kita obati lukamu,” ucap pria itu rendah. Mata Viana langsung terbuka lebar. Ia menatap wajah suaminya dengan bingung. “K-kau … tidak akan menghukumku?” tanyanya ragu. Senyum mir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN