Usai sudah makan malam keduanya. Ivan yang terlihat berkeringat memilih mencari angin dengan duduk di sofa kecil yang bisa menampung untuk dua orang saja, dan sengaja di letakkan di balkon. Duduk di sini adalah tempat favorit Ivan. Kadang sambil menyesap kopi dan sedikit menikmati sebatang rokok jika ia sedang pusing. Beruntung ia tidak ketergantungan pada penyebab kanker paru-paru itu. Sedang Jihan, sebagai istri yang baik tentunya setelah menyajikan makan malam, ia pun merapikan meja makan. Ponsel Ivan berbunyi ketika Jihan sedang mengelap meja dengan serbet makan. Ia menoleh ke arah balkon. Kebetulan Ivan sedang berdiri di balkon entah sedang apa. Ekor mata Jihan melirik, nama penelpon. Hatinya mendadak penasaran. Hingga matanya membaca nama penelpon yang masuk ke ponsel suaminy