Pagi ini Jihan badmood. Sangat-amat badmood sekali. Sebenarnya ini imbas dari semalam. Bagaimana tidak, keromantisan yang tercipta semalam harus hancur karena dering ponsel yang memekakkan telinga. Dan saat melihat, siapa yang menelpon dengan kurang ajar, menjeda begitu saja kegiatan manis yang awalnya Jihan sukai dan bermaksud meminta tambah, ternyata hancur dalam sekejap. Karena nama Almira lagi-lagi terlihat. Ngapain lagi sih itu orang? Tadi kan dia udah telepon? Masa telepon lagi sih? Rajin amat? Yang tadi kurang gitu? Ganggu aja! "Almira?" Ivan mengernyit heran. Lelaki itu melepaskan begitu saja pelukan pada pinggang Jihan demi meraih ponsel yang terus saja bergetar. Jihan pikir, Ivan tidak akan peduli pada panggilan itu, atau mungkin setelah mengangkat dan melihat ponsel itu