Benar saja, bahkan ketika matahari terbenam, kedunaya belum tiba di Bukit Awan. Mereka justru sengaja berbelok ke pantai untuk menikmati senja di bibir pantai berbatu yang masih belum begitu ramai dikunjungi. Hanya ada satu atau dua rombong setiap minggunya yang datang. Selain perjalanan yang begitu jauh, alasan lainnya adalah pantai tersebut berlokasi kurang strategis. Tidak luas, dan pemerintah menolak untuk membuka tempat wisata di sana. Lumayan dekat dengan Bukit Awan, Danu merasa larangan tersebut menguntungkan dirinya. Orang-orang tidak ada yang datang mendekati tempatnya, pula dirinya merasa seperti menjadi satu-satunya pemilik kawasan tersebut. "Kau yakin mau tetap di sini?" tanya Danu setelah merasa kedinginan. "Seventar lagi sampai sinar oranye di sana menghilang," jawab Risa

