Risa mengerjabkan mata beberapa kali mendapati sikap Danu yang semakin tidak dia duga-duga. Semenjak hubungan mereka membaik, pria itu lebih suka menunjukkan perasaannya, mengungkapkan semua inginnya, bahkan jika hal itu membuat Risa tak bisa berkata-kata. Tangannya bergerak mendorong d**a Danu supaya menjauh, tetapi pria itu terlalu kekar untuk bisa disingkirkan. Risa berdeham, lalu mendorong wajah Danu. Mau tak mau dia bergerak mundur dengan tawa geli di balik telapak tangan Risa. "Sumpah, deh. Mas Danu lama-lama bertingkah aneh!" Risa mendengkus, kemudian duduk di kursi sembari mengibaskan tangannya di depan wajah. "Lagian sejak kapan Mas Danu bisa berdiri begitu?" Tanpa menarik senyumnya, Danu duduk di sebelah Risa. "Kalau cuma seperti ini sih, mudah saja bagiku." "Huh, dasar!" Me

