Reno sekeluarga pulang dari rumah Alea. Revano tertidur di atas pangkuan ayahnya. "Vano ganteng sekali ya, mirip ayahnya," Reno memuji putranya, sekaligus memuji dirinya sendiri. "Iya, ganteng persis Ayahnya. Tapi, semoga saja tidak egois seperti Ayahnya," sahut Renata bernada sinis. Reno menatap wajah Renata dari samping. Renata menolehkan kepala, tatapan mereka bertemu. "Kenapa, tidak sadar kalau Om itu egois?" "Apa seburuk itu aku di matamu, Rena?" "Om pikir saja sendiri, apa Om sudah bersikap baik pada kami. Apa Om sudah memberikan seluruh jiwa, dan raga Om untuk kami?" Reno menghela napas, lalu ia hembuskan dengan perlahan. Ditatap wajah mungil Renata. Ditatap mata Renata yang menikam tajam ke matanya. "Maafkan, aku." Renata mengalihkan pandangannya, ia tak ingin lemah