Saat Reno pulang dari kantornya, si Abang Vano langsung bercerita apa yang terjadi di sekolah tadi. Reno menatap Renata, ingin meyakinkan kalau cerita anaknya memanglah benar. Renata tersenyum sambil menganggukan kepala. "Anak Ayah hebat! Memang harus begitu ya Bang. Harus menolong orang yang butuh pertolongan!" Reno mengangkat putranya. Wajah Revano langsung ditekuk, ia memang sudah cukup lama tidak mau lagi digendong Ayahnya. Ia merasa sudah cukup besar, tidak perlu digendong-gendong lagi. Reno tertawa melihat wajah masam putranya. Ia turunkan Revano dari gendongannya. Lalu diraih, Vina ke dalam dekapannya. "Ya sudah, kalau Bang Vano tidak ingin digendong Ayah, biar dedek Vina saja yang Ayah gendong." "Ayah belum mandi, belkelingat, dan bau matahali. Belum boleh gendong dedek. Ded