37

1261 Kata

POV Rasya Dari tadi menunggu, pesanku tak dibalas juga. Benar-benar eror itu Bocah. Sama sekali tak memikirkan Qila. Katanya sayang, faktanya meninggalkan Qila begitu saja. Main mengancam pergi seperti bayi. Sebentar-sebentar merajuk. Cepat pulang bawa ASI! Ketikku lagi. Tak dibalas juga. Aku mendesah sebal. Benar-benar. Padahal sudah kukirimkan foto Qila yang sedang menangis. Kuhela napas saat tatapanku tertambat ke ranjang bayi di mana Qila baru terlelap. Kuraih botol dot yang masih penuh lalu membawanya menuju kulkas. Aku menggelengkan kepala melihat botol-botol transparan berisi Asi. Apa dia tak percaya ASI-nya habis karena ini? Apa jangan-jangan, bocah itu memang berniat pergi? Karena dia memang selingkuh. Membayangkan sikapnya pada Dewa membuatku kesal sendiri. Keganjenan. Janga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN