Aria mengerjap perlahan merasakan silau matahari yang menembus jendela. Belum sempat kedua matanya terbuka sempurna, rasa pening telah menerpa. Samar-samar suara lenguhan pun terdengar diikuti gerak tangannya yang memijit kepala. Tiba-tiba pandangan Aria terkunci pada wajah Arsa yang masih terlelap, seketika semburat kemerahan menghiasi wajahnya. Aria kemudian menunduk dan melihat tubuhnya dan Arsa masih polos tanpa sehelai benang. Itu artinya, apa yang terjadi bukanlah mimpi. Tiba-tiba Arsa membuka mata membuat Aria sedikit tersentak. Ia pun menegang saat tangan Arsa meraba wajahnya. “Sudah bangun?” ucap Arsa dengan suara parau. “A- aku baru bangun,” jawab Aria dengan suara pelan. Kruuuk …. Bunyi perut keroncongan terdengar dan tentu saja itu bunyi perut Aria. “Jam berapa sekara