Akikah cucuku belum lama selesai. Keluarga dan kerabat dekat kami masih memenuhi rumah ini, beramah tamah. Lepas dari kamar mandi, aku membuat segelas teh, lalu duduk di salah satu kursi makan yang bersisian dengan jendela kaca. Posisiku ini, tepat berhadapan dengan sebuah bingkai foto di atas lemari serbaguna setinggi pinggangku. Awalnya, bingkai itu memajang foto pernikahan putri keduaku dan suaminya, namun kini berganti foto baru setelah Peony memutuskan mengenakan jilbab. Gambar itu menangkap momen intim keduanya — Peony dengan gaun putih, tersenyum lembut seraya berhadapan dan bersandar pada bahu Saga, sementara Saga dalam setelan hitam mengecup puncak kepalanya penuh kasih. Pose yang hangat dan harmonis, seolah dunia di sekitar mereka lenyap dan hanya ada keduanya dalam kebahagiaan

