Aku duduk di sudut ruangan, menyesap teh hangat yang disajikan selepas acara akikahan Rui berlangsung. Aku datang bersama suamiku, dan bertemu keluarga serta kerabat kami yang lain di sini. Namun, di tengah hangatnya ramah tamah di antara kami, perhatianku justru tertuju ke Saga dan Mita. Tepat di depanku, Saga duduk di samping Peony yang tengah menggendong Rui. Peony tadi sejenak meninggalkan kami untuk menyusui Rui, dan baru saja bergabung di sini lagi. Saga menatap putranya penuh kasih. Pandangannya teduh, ekspresi wajahnya pun tenang. Bayi kecil itu tampak damai di dekapan bundanya, dan sesekali Saga mengganggu Rui dengan mengecup dahi dan pipinya, disusul tersenyum simpul setelahnya kala mendapati Rui menggeliat. Terkesan hangat bukan? Sangat! Namun bagiku, pemandangan ini bukan h

