Menarik napas dalam, mengisi paru-paru dengan oksigen sebanyak-banyaknya. Rasanya gugup, namun bahagia. Gue melangkah masuk ke ruang perawatan Farah, suara tangisannya yang lemah membuat gue gegas meniadakan jarak. “Assalammu’alaikum, champ. It’s Dad!” ujar gue, riang namun haru. Sungguh, putri kecil gue itu berhenti menangis. Gue duduk di samping ranjangnya, menekan kepala botol berisi handsanitizer gel seraya mendekatkan wajah gue dengannya. Jujur, baru kali ini, gue membenci masker dan face shield. Renata bilang, kemampuan auditori Farah tak ada gangguan. Hanya saja, untuk kemampuan visualnya, harus terus sering dirangsang. Bukan berarti Farah mengalami gangguan yang membahayakan atau bersifat permanen, namun hal ini disebabkan Farah tidak bisa menerima rangsangan visual secara optim