“Bos, bangun!” Aku menarik napas panjang, menoleh ke Ares yang duduk di samping kiriku. Kesadaranku belum kembali sepenuhnya, maka lekat tatapanku pada PA-ku itu. “Sudah mau landing. Kali lo mau ke toilet dulu,” lanjut Ares seraya mengembalikan earplug ke telapak tanganku. Ah, benar juga! Aku mengangguk. Kulepas satu earplug lainnya, kusimpan di case-nya, baru kemudian beringsut menuju toilet. Ada seseorang di dalam bilik, jadilah aku menunggu. Sekitar lima menit kemudian, barulah seorang perempuan keluar dari sana. Beberapa saat kemudian, selesai menuntaskan urusanku, tepat saat akan membuka pintu, sebuah kartu berwarna putih nampak di lantai. Tak tergeletak dalam posisi horizontal, namun tegak vertikal menempel di dinding. Aku menunduk, mengambil benda tipis tersebut, sebuah SIM A