142:SAGA-WELCOME TO JAKARTA

1715 Kata

"Apa-apaan ini, Saga? Kau tak bisa seenaknya memecat Eylo!" Om Mada mendengus keras, suaranya bergema di meeting room yang hening. "Eylo anakku, dan CFO yang sudah bekerja di sini selama bertahun-tahun!" Suasana ruangan semakin tegang. Cahaya lampu yang putih pucat memantul di dinding kaca, membuat bayangan kami terlihat lebih besar dan menyeramkan. Hujan deras di luar hanya memperparah kesuraman, dengan tetesan air yang turun seperti suara jarum-jarum kecil yang menghantam atap, menciptakan irama monoton yang mengisi udara. Sudah lebih dari empat bulan sejak aku kembali dari Auckland. Musim hujan di Jakarta baru saja dimulai. Langit mendung dan jalan-jalan basah menjadi pemandangan sehari-hari. Di tengah semua itu, perasaan nostalgia masih menyelimutiku, tetapi kini perasaanku lebih dam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN