“Kalau sakit ngapain maksa ke sini? Kan bisa Mami Papi yang ke unit kalian,” ujar ibu mertuaku. “Teteh kangen rumah kok, bukan cuma kangen Mami Papi,” balas Peony. Ia terbaring miring di sofa panjang dengan kepala di pangkuan Papi. “Kecapekan itu. Habis umroh cuma istirahat sehari kan langsung aktif kerja?” “Iya, Mi. Bapak CEO kan ngga bisa lama-lama absen.” “Agak hangat sih badan Teteh. Tadinya demam tinggi?” Ayah mertuaku menyusulkan pertanyaan. “Ngga, Pi. Sumeng kayak gini aja. Tapi badan Teteh remuk redam da.” Mami terkekeh, sementara Papi tanpa dikomando langsung memijiti istriku. “Lapar ngga, Ga?” tanya Mami kemudian padaku. “Lapar, Mi,” jawabku jujur, lalu mencengir. “Ayo atuh makan, Mami Papi mah sudah, kelamaan nungguin kalian.” “Iya Mi, panjang banget macetnya tadi kare