"Hayoloooh, Bapak! Ketahuan kan Bapak gibahin Ibu." Aku hanya melirik Peony dari sudut mata, mencoba menahan senyum. Ia memang pandai mengguyon, selalu bisa mencairkan suasana dengan kelakarnya. "Kamu yang ngajak ngegibah," jawabku, dengan nada suara yang tetap tenang. "Mana Bapak ngegibahin Ibu di belakangnya lagi! Ck … ck … ck … besok-besok jangan diulangi lagi ya, Bapak?" Peony lalu tertawa kecil, membuatku ikut menyunggingkan senyum. Hujan rintik-rintik menari di kaca mobil, memantulkan kilauan lampu-lampu kota yang samar. Aku fokus pada jalan di hadapanku, berusaha mencari restoran yang bisa memberi kami kehangatan. Jalanan North Shore mulai sepi. Kami baru saja keluar dari Northern Lights Hospital, setelah kunjungan yang, meski melelahkan, memberiku waktu berharga bersama Farah.