115:TRISTAN-PSEUDO SELF

1978 Kata

Senin, 24-Maret, Executive Lounge, Melbourne Airport, pukul 09:07. “So, langsung gerak bentuk tim bikin unit pediatric center nih sampai Auckland?” tanya Mas Zhen yang duduk di samping gue. “Atau nunggu nikah dulu sama Mita? Siapa tau lo berharap ada pemotongan waktu? Jadi, ngga sampai beneran dua tahun.” “Janganlah,” ujar Kak Isla. Tatapan gue fokus ke beliau, menunggu apa yang jangan tersebut. “Janganlah apanya, boo?” tanya Mas Zhen ke istrinya. “Jangan ngarepin pemotongan waktu,” jawab Kak Isla. “Kenapa?” “Karena urusan psikologis ngga bisa diburu-buru, Mas Ryu.” Oh, Ryu itu panggilan sayang dari Kak Isla ke suaminya. “Iya sih.” “Emang lo ngarep buru-buru, Tris?” tanya Kak Isla kemudian. “Sudah ngga, Kak. Normal aja. Karena Eyang, Om Rasen dan Aunty Rifa yang kenal Mita lebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN