144:TRISTAN-SEAFOOD, AYAM BAKAR MADU, DAN RASA SYUKUR

1274 Kata

“Kok pulang?” tanya gue. “Lapar gue, Dok,” sahut Saga lalu terkekeh. “Eh, dekat-dekat sini ada tendaan seafood yang enak gitu, Ga. Doyan ngga lo?” “Oh, iya gue tau. Doyan.” “Yuk?” “Mita?” “Ngga usah aku mah. Bawain aja. Aku mau tidur dulu sebentar,” jawab Mita. Saga mengangguk, sementara gue sok ngambek yang ditanggapi tawa renyah Mita. “Mita mau ayam bakar madu aja,” ujar Mita kemudian. Ia memang belum leluasa mengkonsumsi makanan laut karena Farah masih menyusu langsung padanya. Gue dan Saga lalu meninggalkan rumah sakit, berjalan kaki menuju tendaan yang hanya berjarak sekitar seratus meter dari RSPI. Aroma seafood panggang mulai tercium begitu kami mendekat. Tempatnya sederhana, dengan meja-meja panjang dan bangku plastik, tapi selalu ramai karena rasanya memang juara. Setel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN