Deni mengusap matanya, tak berlama-lama tertegun seperti itu. Ia melangkah cepat, membalas sapaan para kolega dan teman sejawatnya dengan anggukan. Tiba di ruangannya, jas putih yang membalut tubuh ia tanggalkan, meraih tas kerjanya, kemudian menjejakkan kali panjang-panjang keluar dari area rumah sakit. Meski saat itu, rintik hujan menyapa kota. Beberapa meter kemudian ia berjongkok di pinggir jalur pejalan kaki. Punggungnya menempel di sebuah dinding toko, kakinya menekuk tinggi, sementara kepalanya ia rebahkan di atas kedua lutut. Sesak! Sungguh sesak ia rasa. “Nak?” “Apa Ma?” “Mama kepingin makan nasi padang tapi pakai rempeyek udang.” “Emang boleh Ma?” “Boleh dong, kan Mama udah lama ngga makan dengan benar.” “Tapi kan nasi padang berat banget itu Ma.” “Beliin ya, Nak?” “Den