49: IMBAS

1700 Kata

“Iiih! Sumpah kesal banget!” omel Lia seraya memukuli bantal sofa. Begitu tiba di rumah tadi, Lia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas bangku nan nyaman itu. Meraih cushions untuk ia lampiaskan amarahnya. “Istighfar,” ujar Deni sembari meletakkan belanjaan mereka di atas meja. Ya, tentu saja coffee table di hadapan Lia. Lia memberengut, masih terkukung emosi. “Kak Deni sering ya digituin?” tanya Lia kemudian saat Deni beranjak menjauh, entah mau menyiapkan apa. "Digituin gimana?" "Disepelein gitu!" seru Lia kemudian. Deni tak langsung menjawab. Ternyata ia mengisi air hangat ke dalam foot bath basin, tak lupa meneteskan sedikit aromaterapi yang biasa Lia gunakan saat mandi. “Kaaak? Ngapain siiih?” Belum sempat Lia beranjak dari duduknya, Deni keluar dari kamar menenteng wadah kh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN