32: PENERIMAAN

1460 Kata

“Apa Ibu tau kalau kami yang keluar jalur saat kecelakaan itu terjadi?” “Tau, Nak. Polisi dan saksi-saksi juga menyatakan demikian. Tapi, andai Mas Fazwan ngga ngalamin micro sleeping saat itu, bisa aja beliau nglakson kalian macam orang gila dan tabrakan bisa dihindari atau setidaknya ngga separah itu. Ibu sendiri keasikan baca buku sampai sama sekali ngga sadar kalau ayahnya Lia tertidur.” Deni mengangguk, namun kini kepalanya menunduk dalam. Haya sudah jujur padanya. Sekarang giliran ia pun jujur pada Haya bukan? Sesak kembali menerpanya saat merenungi kejadian di hari yang menyedihkan itu. Mungkin, benar yang Dzaki katakan jika ialah pembunuh sebenarnya. “Apa Ibu kenal Deni?” “Ibu mana yang tidak mengenal pacar putri satu-satunya?” “Tapi saat itu kami pacaran backstreet, Bu.” “Ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN