“Kak?” tegur Lia saat masuk ke dapur rumah mereka. Nampak Deni tengah berdiri berhadapan dengan nyala api. “Kak Deni ngapain? Kok Lia ditinggal? Biasanya bangunin Lia, subuhan bareng, ini malah nyalain alarm doang?” “Morning beoku sayang,” sapa Deni hangat, hanya menoleh singkat lalu kembali dengan kesibukannya. “Ngapain sih?” tanya Lia lagi. Ia berdiri di belakang sang suami, melingkarkan kedua tangan di tubuh Deni, memeluk erat. “Wanginya enak.” “Tiba-tiba keingetan, kemarin sempat lihat video masak, bikin gyudon. Aku kepingin.” “Kok ngga bilang Lia?” “Kepingin bikinin buat istriku juga.” Lia terkekeh singkat. Kedua matanya kemudian menyapu sekitar. ‘Pe er banget beresin kekacauan.’ “Udah dicicip belum?” tanya Lia kemudian. “Belum.” “Cicip dong Kak, nanti keasinan atau hambar.”