Tidak seperti itu tepatnya. Bonte tak langsung menuturkan kabar mengerikan itu. Tentu saja ia masih ingat jika kliennya tengah mengandung.
“Bang Bonte?”
“Iya, Kak.”
“Ada apa?”
“Kak Lia lagi apa?”
“Ada apa? Kok rame banget … ada yang kebakaran?” Lia bertanya demikian berhubung riuh di ujung panggilan dengan pekikan yang mengatakan tengah terjadi musibah tersebut.
Mendengar kalimat Lia barusan, sontak Deni merebut ponsel sang istri. Gawai itu ia letakkan di atas meja dan ia ubah ke mode pengeras suara.
“Kak Lia lagi diri atau duduk? Lagi di mana?” tanya Bonte lagi. Suaranya jelas menahan emosi dalam bentuk apa pun itu. Sungguh ia tak ingin mengambil resiko yang berakibat fatal.
“Duduk. Ada apa?” desak Lia lagi.
Deni menggenggam erat tangan sang istri, menyalurkan dukungan untuk Lia.
