“Kita langsung balik ke hotel, Kak?” tanya Lia begitu mereka melangkahkan kaki keluar dari restoran. “Perut kamu mulas lagi?” Deni malah balik bertanya. “Ngga kok, Kak.” “Tadi ke toilet ada tanda-tanda mau lahiran?” “Ngga. Panty Lia kering, ngga ada yang aneh-aneh.” “Beneran?” “Iya, Kak.” “Soalnya kalau ada tanda-tanda persalinan prematur harus cepat ditangani, Li,” jelas Deni. “Iya, Kak. Kalau ada pasti Lia bilang. Lia juga pasti paniklah kalau begitu.” “Gerakan bayi kita?” tanya Deni lagi. Lia meraih tangan Deni, meletakkan telapak sang suami di atas perutnya, membuat Deni sedikit membungkuk. Sang bayi yang tengah bergerak membuat raut khawatir Deni berubah menjadi ukiran senyum. “Alhamdulillah,” lirih Deni. “Jalan-jalan dulu aja ya, Kak? Mumpung Ibu masih istirahat. Gimana?”