Dua Puluh Enam Hari Setelah Kematian Karen. Rumah Clara, Jakarta. "Karena kita memang tukeran jepit rambut hari itu." Stella merasa jantungnya baru saja akan berhenti berdetak dan bahkan melompat meninggalkan tempatnya jika saja Clara memberikan jawaban yang tak masuk akal. Namun beruntung, kata-kata yang keluar dari mulut Clara, berhasil membuat d**a Stella merasa lega. Cewek berambut panjang itu menurunkan tangannya dari udara dan memalingkan wajah. Ia kemudian menghela napas panjang sebelum akhirnya kembali pada Clara yang tampak tenang sejak awal. "Kalian ... tukeran jepit rambut?" Clara menganggukkan kepalanya perlahan. "Lo ingat kalau gue adalah orang terakhir yang ngobrol sama dia di sekolah?" Stella mengamati manik-manik hitam milik Clara sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan.