63

1358 Kata

"Bu Ajeng." "Gak usah pakai embel-embel itu kalau kita cuma berdua, Mit. Geli gue," sahut Diajeng sambil tetap sibuk menata dokumen di mejanya. Mita hanya tertawa kecil, meletakkan minuman herbal dari Niel di samping mejanya. "Iya iya, Jeng... Kebiasaan nih, susah lepas formalitas." "Maklum lah, sekretaris CEO," goda Diajeng sambil menyelipkan beberapa kertas ke dalam map berwarna biru. "Kalau udah keluar dari sini, baru deh bisa nyantai." "Bukan itu, lebih tepatnya istri dari CEO" Tawa mita lepas. Keduanya tenggelam dalam kesibukan masing-masing sesaat. Hingga suara Diajeng memecah keheningan. "Mit, gimana?" Mita menoleh. "Apanya yang gimana?" "Yang kemarin. Waktu visit ke Gersik... ada perkembangan dengan hubungan lo?" Pertanyaan itu membuat napas Mita sedikit tercekat. Matanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN