Langkah Diajeng terhenti di koridor rumah sakit. Bau antiseptik yang menusuk, lampu-lampu yang menyilaukan, dan bisikan-bisikan pelan dari para perawat tak mampu mengalihkan perhatiannya dari pemandangan di ujung lorong: wajah-wajah itu. Papa mertuanya, Bagaskara. Ayah kandungnya, Pak Sasmito. Maven dan Bara, dua lelaki muda yang selama ini menjadi sayap Bhaskara. Dan di sisi lain, Mita yang menangis dalam dekapan Maven. Dada Diajeng tiba-tiba sesak. Langkahnya makin cepat, menggiring rasa khawatir yang tak bisa ditahan. "Ada apa ini?" tanyanya gemetar, napasnya terengah karena campuran kecemasan dan firasat buruk yang menari-nari di kepalanya. "Mas Bhaskara mana?" Tak ada yang langsung menjawab. Suasana seketika menjadi hening. Hanya isakan pelan dari Mita yang terdengar, dan suara me

