22

1501 Kata

Diajeng tetap diam, membiarkan Bhaskara memeluknya dari belakang. Tubuh hangat suaminya menempel erat, lengan kekarnya melingkari pinggangnya dengan posesif. Ia bisa merasakan napas Bhaskara yang menerpa kulitnya saat pria itu mulai menciumi leher belakang dan pundaknya. "Sayang…" suara Bhaskara terdengar rendah dan dalam, penuh kelembutan yang biasanya membuat Diajeng melebur. Tapi kali ini, ia tetap diam. Tidak menggeliat, tidak menghindar, tapi juga tidak membalas. Bhaskara mengeratkan pelukannya. "Kamu kenapa?" tanyanya pelan. Diajeng tetap tak menjawab. Matanya menatap kosong ke depan, pikirannya masih dipenuhi dengan kenyataan yang menghantamnya tadi malam. Pernikahan mereka... Bukan tentang cinta. "Jeng…" Bhaskara memutar tubuh istrinya hingga mereka saling berhadapan. Mata ta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN