85

659 Kata

Mita menggigit bibir bawahnya, menahan segala emosi yang berdesakan di dadanya—marah, kecewa, sedih, tapi juga... takut pada dirinya sendiri. Takut pada bagaimana detak jantungnya justru memuncak karena jarak mereka yang hanya sebatas napas. "Lepas, Maven," ucapnya pelan, tapi suaranya bergetar, tidak lagi sekuat tadi. Sorot matanya mulai goyah, dan Maven tahu—ia melihatnya. Bibir pria itu melengkung miring. Namun tak ada senyum manis di sana, hanya obsesi, amarah, dan keinginan untuk membuktikan bahwa perempuan ini… masih miliknya. "Kamu bisa bohong sama semua orang, Ta..." bisik Maven, suaranya dalam dan kasar. "Tapi nggak ke aku." Seketika, ia menunduk dan menyambar bibir Mita. Bukan dengan kelembutan. Tapi ciuman yang mengguncang—liar, penuh gejolak, penuh luka yang tak sempat semb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN