Pintu kamar mandi terbuka pelan. Diajeng keluar sambil menunduk, tangan kanannya menggenggam erat benda kecil berbungkus plastik transparan. Bhaskara langsung berdiri dari duduknya, matanya menatap tangan istrinya tanpa berkedip. “Gimana?” tanyanya nyaris berbisik. Diajeng menatapnya sebentar, lalu mengulurkan alat tes itu tanpa berkata apa-apa. Bhaskara meraihnya cepat, menunduk memeriksa hasilnya. Dua garis. Bukan samar. Tapi jelas. Terang. Bhaskara mematung. Dunia seolah berhenti sejenak. Suara AC, detak jam dinding, bahkan suara napasnya sendiri seperti menguap di udara. Ia menatap kembali ke arah Diajeng, matanya mulai memerah. “Kita... beneran?” suaranya parau. Diajeng mengangguk pelan, mata juga mulai berair. “Kayaknya... iya, Mas.” Bhaskara mengembuskan napas panjang, seper

