BAB 32

1699 Kata

“Thania, wake up! Please, Thania!” William memeluk erat Thania yang terkulai lemas dalam pangkuannya. “b******k kau, Sean!” sergah William. “Will...,” ucap Thania lirih. Rasa panas sekaligus sakit luar biasa di punggung yang menembus langsung ke perut membuatnya tak bisa banyak berkata-kata. “Thania, bertahanlah,” bisik William. Sean kembali mengarahkan senjatanya kepada William. “Kau yang membuat aku melukainya, Will! Kalau kau pintar, harusnya kautahu sejak awal jika aku adalah pembunuh anakmu.” “Aku tahu kau pelakunya. Aku tak mengejarmu karena aku ingin melihat Thania bahagia. Aku tidak akan menyakiti hatinya dengan mengatakan bahwa kau yang membunuh bayi kami. Aku hanya tidak menduga kau akan mengatakan kebusukanmu sendiri di hadapannya.” Setelah peristiwa penyerangan yang meny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN