Tatapan lembut dan penuh arti William tertuju sepenuhnya kepada Thania. Pria itu mengamati wajah Thania. “What? Lihat apa?” tanya Thania gugup. William, membuat Thania semakin salah tingkah. “Kau terlihat lucu kalau sedang gugup,” katanya sambil menyelipkan helaian rambut Thania yang tergerai ke belakang daun telinganya. Semburat merah jambu nampak di pipi Thania saat William kembali membelai pipinya. “Aku tahu kau mencintaiku, Thania. Kau sudah mengatakannya padaku,” tutur William. Thania terbelalak terkejut. “Kapan? Di mana?” “Kalau kau tidak ingat, tidak apa-apa. Yang perlu kautahu, I love you so much. Bahkan, lebih dari mencintai diriku sendiri.” William mengecup kening Thania. “Istirahatlah. Kita bertemu saat makan malam.” Setelah, mencium kening Thania sekali lagi, William b