Setelah sholat subuh, Asifa, Asila, dan Cantika berada di dapur. Aska, dan Soleh masih di musholla. Rara berbaring di atas sofa. "Kalau mereka masih mengganggumu, beritahu Amma, Sila." "Iya, Amma." "Kalau bisa, jangan pulang sendirian. Cari teman seperjalanan, di sini ada yang sekolah di sana jugakan?" "Banyak Amma." "Amma hanya khawatir, permintaan maaf mereka hanya sekedar di bibir." "Iya, Amma." "Mereka itu padahal masih muda ya, Amma. Sayang sekali bisa terjerumus dalam kehidupan seperti itu." "Iya, sayang sekali si Dardi, putra Maryadi itu tidak belajar dari kesalahan bapaknya. Bukannya lebih baik, tapi malah mengikuti jejak bapaknya jadi preman." "Iya, Amma." "Assalamuallaikum," terdengar suara Soleh, dan Aska memberi salam dari pintu depan. "Walaikum salam!" sahut yang d