Hari itu akhirnya tiba juga, Sasha duduk mematung menatap bayangannya di cermin. Terasa seperti mimpi, dia sudah dirias sedemikian cantiknya. Rambutnya disanggul dengan hiasan mahkota kecil dan untaian bunga melati menghias di sana. "Masih tidak percaya kalau yang di cermin itu kamu kan?" Lovia tertawa terkekeh saat melihat Sasha mengangguk. Dia membantu sahabatnya itu berdiri dan merapikan kembali kebaya brokat putih gading berhias payet yang membalut tubuhnya. "Ini seperti mimpi, Vi. Tadinya aku pikir akan menghabiskan seumur hidupku tanpa seorang pendamping." Lovia tersenyum puas setelah kebaya hasil rancangannya itu terlihat begitu sempurna dikenakan sang mempelai. "Jangan pernah merasa rendah diri karena masa lalumu, Sha. Kamu itu cantik, pintar dan hebat. Coba aku yang kenal du