"Sasha, Bunda! Cello mana? Bagaimana keadaannya sekarang?" Aku dan bunda menoleh, Aksa datang tergopoh dengan wajah cemasnya. Rautnya semakin tegang melihat kami yang duduk di bangku tunggu dengan mata memerah sembab. "Cello masih di dalam, Sa. Dokter sedang memeriksanya." jawab bunda. "Sudah berapa lama?" tanyanya lagi sambil sesekali melempar pandangannya ke arah pintu IGD. "Hampir setengah jam," sahutku. "Bang Abi kemana? Kenapa selarut ini kamu malah menyetir sendiri ke sini?" Aku menggeleng mendengarnya bertanya keberadaan laki laki itu. Membayangkan sekarang dia sedang berada di apartemen itu bersama Riska semakin membuatku merasa mual. "Aku tidak tahu Bang Abi dimana. Dia tidak di rumah, ponselnya juga tidak bisa dihubungi." jawabku jujur. Wajahnya mengeras, sorot matanya sa