Maaf

1431 Kata

“Kamu beneran mau pisah dari aku?” lirih Musa. “Menurutmu?  Apakah aku kelihatan main- main?”  Moza mengangkat wajah dan menoleh ke arah Musa.  ia mendapati mata cokelat dengan sorot yang tegas.  “Bagiku pernikahan itu suci dan terikat janji pada Tuhan, lalu bagaimana mungkin aku bisa bermain saat memutuskan untuk pisah? Ini sudah keputusan bulat. Lalu menurutmu, apa arti dari pernikahan kita?  Jawab aku!” tegas Moza. Musa menelan. “Kamu hanya menganggap aku sebagai barang sewaan aja kan?  Setelah masa sewa selesai, maka kamu akan melepaskan aku,” sambung Moza.  “Ada tuntutan besar yang membuatmu merasa ngeri dibalik pernikahan kita.  Aku tau kok nilai kekayaan mu itu besar banget.  Bahkan jika seperempatnya aja jatuh ke tanganku, itu nilainya sudah sangat besar.  Apa lagi kalau lebih d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN