Ponsel Moza berdering. Jari mungilnya pun merogoh ponsel di dalam tas dan menjawab telepon yang bersumber dari dosen pembimbing. Melihat nama sang dosen yang muncul di layar ponsel, Moza sudah menduga apa yang akan dikatakan oleh sang dosen. Moza menjawab telepon. "Moza, sekarang juga kamu menghadap Dekan ya! Ada hal serius yang ingin dibicarakan!" ucap Dosen. "Iya," jawab Moza yang sudah mengetahui isi pembicaraan yang akan dibahas, pasti tidak akan jauh dari masalah kumpul kebo seperti yang dikatakan oleh Tiara. Moza menarik nafas dalam-dalam, ia harus bisa mengatasi masalahnya. Meski kini ia benar- benar sudah sendiri, ia harus semakin terlihat cerdas dan kuat, bukan malah roboh. Kemarin, ada Musa yang menjadi penopang di setiap masalahnya. Sekarang, ia sendirian. Murni hanya send