Aku, Al, dan Farhan, mulai masuk ke sebuah gang sempit menuju rumah Pak Budi dan Bu Sarjinah. Tadi, begitu memasuki area desa, kami langsung bertanya pada beberapa orang yang kebetulan lewat. Mereka menunjuk gang ini dan bilang kalau rumah Pak Budi dan Bu Sarjinah adalah rumah yang letaknya paling ujung. “Gelap banget di sini, Pak. Apa Pak RT-nya enggak sediain lampu?” Farhan mulai mengeluh karena sedari tadi kami memang mengandalkan penerangan dari senter ponsel. “Penerangan kaya gini biasanya memang kesadaran tiap-tiap penghuni rumah, Han. Fasilitas dari desa biasanya sekedar lampu besar yang dipasang di tiang listrik. Selebihnya tergantung kesadaran masing-masing.” Aku menyahut sambil terus berjalan masuk. “Eh itu, Mas, rumah kayu itu jangan-jangan?” Al menyenggol lenganku, dan ma